It’s All About News

Semalam Bersama “Novi” (Habis)

leave a comment »

Incar Pembimbing Skripsi

edisi: Selasa, 04 November 2008

NOVI (23) dan keempat kawan satu kos rupanya sudah punya banyak pelanggan. Mulai dari pengusaha, karyawan berkantong tebal, hingga kalangan umum, bahkan teman kuliah. Tetapi menurut penuturan Novi, tidak semua lelaki mereka layani.

Tarifnya pun bervariasi. Untuk kalangan intern teman-teman sekampus, kadang hanya Rp 50.000 sesuai kemampuan. Itu pun jika mereka tertarik atau sedang kesepian. Sedangkan untuk pengusaha, karyawan perusahaan besar dan kalangan umum lainnya, tarifnya berkisar antara Rp 200.000-Rp 500.000. Dan kalau si pria hidung belang mau layanan “long time”, tarifnya bisa lebih dari Rp 500.000.

Untuk memuaskan pelanggan, Novi dan kawan-kawan memperdalam ilmu seks lewat internet dan kaset-kaset porno, karena yang diutamakan adalah pelanggan. Kalau pelanggan puas, bagi Novi ‘tugasnya’ berarti berhasil.

Dari panjang lebar ceritanya, penuturan Novi yang satu ini begitu mengejutkan.

Novi rupanya berniat menggaet dosen mata kuliah yang paling sulit baginya saat belajar di kampus. Masih ada satu lagi yakni calon pembimbing skripsinya nanti. Agar urusan kuliah dan skripsinya mudah, Novi berencana menjerat mereka.

“Target terakhirku dosen mata kuliah yang paling sulit dan juga calon dosen skripsiku,” tutur Novi.

Lagi-lagi di sela-sela perbincangan saat masih bersamanya, Novi mengungkapkan keheranannya kepada Tim Investigasi harian ini.

“Sudah dua tahun lebih saya melayani orang, tetapi baru kali ini saya ketemu pelanggan seperti abang. Banyak cerita dan tanya. Tapi saya suka gaya seperti ini,” ungkap Novi penuh keheranan.

Sepintas Novi heran dengan cara ‘pelanggan’ barunya ini, tetapi terselip sedikit kesukaan terhadap cara yang tidak terburu-buru. Novi heran dan suka, tetapi harian ini semakin waspada, hati-hati bercampur ketakutan kalau sampai ketahuan, maka segala rencana, biaya, waktu, pikiran dan strategi investigasi akan sia-sia.

Pada ‘episode’ lain, Novi sempat bercerita tentang hubungan di luar nikah, apalagi di bangku kuliah, punya risiko kehamilan yang besar. Novi dan teman-teman seprofesinya tidak pernah meragukan hal ini. Meski kadang tidak menggunakan alat pengaman saat melayani langganan, mereka tetap merasa tenang. Pasalnya, setiap awal bulan mereka membeli dan wajib meminum semacam pil anti hamil. Harga pil berkisar antara seratus sampai dua ratus ribu. Pil tersebut selalu mereka dapatkan di sebuah cafe ternama di wilayah kota Pangkalpinang.

“Setiap awal bulan kami minum pil, bang,” ungkap Novi polos.

Meski demikian, kadang ada juga kebobolan, dan itu yang kurang dimengerti Novi dan kawan-kawannya. Bahkan Novi sendiri pernah mengalami. Beruntung jaringan komunitas dunia malam cukup kuat. Novi mendapat cerita dari seorang temannya (bukan “ayam kampus”) bahwa di sekitar Jalan Mentok Pangkalpinang ada seorang dukun pijat.

Lantas Novi minta diantarkan kesana. Saat itu, usia kandungannya memasuki dua bulan. Berkat bantuan dukun, Novi terselamatkan dari ancaman kehamilan besar. Novi merasa bersyukur, bahwa ketika dibantu sang ibu dukun, tidak berdampak apa-apa, sehingga sampai sekarang tetap meneruskan ‘karirnya’ sebagai mahasiswi panggilan. Selain bantuan dukun pijat, teman-teman seprofesi Novi sering menyelamatkan diri dari bahaya kehamilan dengan memakan buah nanas muda serta minum-minuman kaleng mengandung soda kadar cukup tinggi. (tim)

http://www.bangkapos.com/berita/d457a8660b680b0583a6ee53b8a394fd/15097/baca/1/0/0/1/2008/November/04/0

Written by didit

4 November, 2008 pada 2:40 pm

Tinggalkan komentar