It’s All About News

Archive for November 4th, 2008

Sukses Pemutaran Laskar Pelangi

with one comment

Airmata Penonton Pun Menetes

edisi: Selasa, 04 November 2008

FILM Laskar Pelangi benar-benar sukses. Belasan ribu warga menyaksikan pemutaran film ini melalui layar tancap di Lapangan Merdeka dan GOR Kacangpedang, Pangkalpinang, Senin (3/11). Banyak penonton terharu pada akting bocah-bocah yang mengisahkan pahit getir menimba ilmu di sekolahnya.

Cuaca kurang bersahabat tak menjadi penghalang bagi ribuan warga Pangkalpinang dan sekitarnya untuk datang ke Lapangan Merdeka menonton Laskar Pelangi yang sudah lama ditunggu-tunggu, tadi malam. Selepas maghrib, lapangan bola yang akan disulap menjadi alun-alun ini, sudah dipenuhi penonton. Maklum, di Pangkalpinang tidak ada bioskop sehingga untuk menyaksikan film yang diangkat dari novel laris Andrea Hirata ini, harus melalui layar tancap dan akan digelar di setiap daerah kota dan kabupaten di Bangka.

Antusiasme warga tidak menyusut sedetik pun. Mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga kakek-nenek rela berdesak-desakan guna menyaksikan film karya dua sutradara terbaik indonesia, Riri Riza dan Mira Lesmana ini dari jarak lebih dekat.

Diperkirakan kurang lebih 10 ribu warga hadir dalam cara nonton bareng tadi malam. Turut hadir, Walikota Pangkalpinang Zulkarnain Karim, Sekda Pangkalpinang Hardi dan beberapa bocah Belitong yang tak lain bintang Laskar Pelangi seperti Ikal, Lintang dan lainnya. Pemutaran film ini baru dimulai sekitar pukul 20.30 WIB. Lapangan Merdeka kian padat. Adegan demi adegan mulai dipertontonkan.

Berbagai macam ekspresi maupun tingkah polah warga dalam menyaksikan film berdurasi sekitar dua jam itu. Ada yang tertawa lepas, ada yang hanya tersenyum simpul bahkan meneteskan air mata. Apalagi saat adegan Lintang berotak brilian tidak dapat melanjutkan sekolah karena kedua orangtuanya sudah meninggal dunia. Impian Lintang, anak tertua, kandas ditengah jalan.

“Wew kesian ok, padahal Lintang pinter, die dak pacak agik sekolah, karena harus carik duit. Padahal pas ikut cerdas cermat tuh die jawab hanya mejem bai lah tau jawaban e,” ujar salah satu warga yang menyaksikan nonton bareng, malam itu.

Dialog Belitung yang khas dan saduran cerita yang dikemas secara apik, membuat warga yang menonton benar-benar ikut terhanyut dalam alur cerita yang sebagian besar menjadikan kesedihan menjadi sebuah harapan dan impian.

Ahennie, seorang guru yang ikut menonton, merasa terharu sekaligus bangga. Ia berharap film ini menjadi sumber inspirasi bagi para guru dan siswa. Bukan hanya itu saja, film ini mengingatkan siapa saja bahwa pendidikan merupakan harta tak ternilai harganya.

“Terharu sekali, iya saya sempat meneteskan air mata, habis murid-murid itu memiliki jiwa yang besar, begitu pula bu Muslimah,” ujar Ahennie sembari menambahkan, apabila satu guru mendidik muridnya dengan ikhlas dan berjiwa besar, maka akan lahirlah anak Laskar Pelangi lainnya.

Penonton tidak hanya dari Pangkalpinang, Tanti jauh-jauh datang dari Desa Kurau Kecamatan Koba, Bangka Tengah. Ia terlihat antusias menonton film terlaris ini. Bahkan Tanti bersama teman-temannya mengendarai sepeda motor sudah tiba di Pangkalpinang sore harinya.

Begitupun Adi warga Sungailiat, yang sejak lama penasaran ingin menyaksikan film ini.
“Iya saya dateng sama pacar. Di Sungailiat belum diputar, jadi datang ke Pangkalpinang saja,” ujar Adi yang mengetahui informasi ada pemutaran Film Laskar Pelangi ini dari Harian Pagi Bangka Pos, dan teman-temannya.

GOR Dipenuhi Siswa

Sebelum di Lapangan Merdeka malam harinya, Film Laskar Pelangi diputar di GOR Kacang Pedang Pangkalpinang, Senin (3/11) pagi, khusus bagi kalangan pelajar di ibukota Provinsi Babel ini. Sedikitnya 5.000 siswa-siswi berpakaian Putih Merah memadati gedung tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang Edison Taher mengatakan Pemkot berinisiatif memutar film ini untuk para pelajar SD sederajat. “Tetapi tidak seluruh siswa, hanya untuk SD kelas 5-6. Sedangkan untuk SMP, SMA dan SMK acara nonton barengnya dilakukan bersama masyarakat umum di Lapangan Merdeka,” kata Edison ditemui harian ini di sekretariat Pemkot Pangkalpinang, siang kemarin.

Hal itu dilakukan karena keterbatasan GOR Indoor yang bila dilaksanakan di siang hari tentunya tidak dapat dilakukan karena akan kualitas gambar tidak dapat dilihat.

Kabid Pendidikan Dasar Diknas Pangkalpinang Tarmizi menambahkan, pelaksanaan nonton bareng ini tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa SD. “Jumlah siswa yang menonton acara ini sekitar 5000 siswa. ita harapkan siswa dapat mengambil intisari dan hikmah dari film ini,” ujar Tarmizi

Seorang siswi kelas 6 SDN 30 Pangkalpinang Meilani menilai Film Laskar Pelangi sangat bagus, meski dirinya tidak bisa menonton hingga selesai karena harus bergantian dengan murid sekolah lainnya.

Pemutaran Film Laskar Pelangi ini diadakan atas kerjasama Bangka Pos Group menuju dasa warsa, bersama dengan PT Timah (Tbk), Miles Film dan Mizan Production. Acara yang dilaksanakan Event Organizer (EO) Bangka Pos ini juga didukung CV Sumber Jadi main dealer Yamaha Bangka Belitung, XL, Teh Botol Sosro, dan Sonora Group. (i2/spa)

Written by didit

4 November, 2008 at 4:07 pm

Ditulis dalam babel, Laskar Pelangi

Polisi Bongkar Jaringan Penyelundup

leave a comment »

Bos Timah Buron

edisi: Selasa, 04 November 2008

PANGKALPINANG, BANGKAPOS — Aksi penyelundupan pasir timah dengan tujuan Singapura melalui Tanjungpriok masih saja terjadi. Setelah Dirjen Bea dan Cukai awal Oktober lalu membongkar upaya penyelundupan pasir timah, giliran Polda Babel bekerja sama dengan Bea dan Cukai membongkar kasus serupa. Sedikitnya dua kontainer (35 ton) pasir timah yang berada sekitar kawasan Pelabuhan Tanjungpriok Jakarta berhasil diselamatkan dan lima orang tersangka ditangkap. Sedangkan pemilik pasir timah asal Bangka dan dua orang kaki tangan penyelundup ini masih buron.

Kasus penyelundupan terungkap setelah Kapolda Bangka Belitung Brigjen Iskandar Hasan menghadap Kapolri. Lalu polisi bekerjasama dengan Dirjen Bea dan Cukai di Jakarta untuk membongkar kasus ini. Setelah beberapa lama melakukan penyelidikan, lima orang Asun dan Alfonso (perantara), Irwansyah, Hadijoso dan Reinhard, kesemuanya warga Jakarta berhasil ditangkap.

Penyelundupan pasir timah oleh jaringan ini rupanya bukan pertama kali dilakukan. Sejak tahun 2007 lalu para tersangka sudah berkali-kali berhasil membawa pasir timah tersebut secara ilegal ke Singapura.

Sebagaimana pengakuan Reinhard selaku tersangka kepada polisi, pengiriman pasir timah 10 kali dilakukan dengan jumlah 252 ton. Sembilan kali pasir timah lolos setelah mereka berhasil mengelabui petugas.

Modus penyelundupan oleh jaringan ini dengan menganatrpulaukan pasir timah dari Bangka ke Jakarta. Timah milik AG (buron) dibantu dua orang kaki tangannya dibawa ke Jakarta untuk ditampung Asun dan anaknya Alfonso. Kedua orang ini merupakan kepercayaan AG. Lalu Asun dan Alfonso meminta bantuan Irwansyah, Hadijoso, dan reinhard untuk mengurus dokumen ekspor ke Bea dan Cukai. Saat pengurusan dokumen, ketiganya mengaku barang yang hendak diekspor adalah bijih besi.

Namun kegiatan ilegal jaringan ini akhirnya tercium petugas. Hingga Senin (3/11), tim terdiri dari Polda Babel, Polda Metro Jaya, Dirjen Bea dan Cukai serta KPPP Tanjung Priok menangkap lima tersangka.
Kapolda Babel dalam keterangan pers didampingi Wakapolda Babel Kombes Anton Setiadi, Dir Intel AKBP Sutanto, Kabid Humas AKBP Rajendra dan Kasat I Ditreskrim AKBP Rivai Sinambela, mengatakan penyidik sudah menangkap jaringan penyelundupan pasir timah.

Dibongkarnya jaringan penyelundup ini, kata Kapolda atas inisiatifnya pada 16 Oktober 2008 menghadap langsung Kapolri yang memerintahkan agar polisi berkoordinasi dengan Dirjen Bea dan Cukai.

Tim dari Polda Babel, Polda Metro Jaya kemudian bertemu dengan Dirjen Bea dan Cukai untuk melakukan gelar perkara didampingi Direktur Inevstigasi Bea dan Cukai Yusuf I, dan Ketua tim sidik Bea dan Cukai Heru dan penyidik KPPP Tanjung Priok.

“Dalam gelar tersebut, langsung membagi tim yang diketuai Kapolda Babel melakukan kegiatan investigasi dan bisa menangkap dan menginterograsi beberpa orang,” kata Iskandar.

Dari hasil investigasi dan pemeriksaan terhadap tersangka Asun, Hadijoso, Irwansyah dan Reinhard, pasir timah dalam dua kontainer merupakan dari Bangka Belitung. Kelimanya mengatakan Sny alias Ag sebagai pemiliknya. “Untuk SNY alias Ag serta dua orang yang membantunya yaitu Ron dan Yay masih dicari,” tukas Kapolda.

Dalam menjalankan aksinya penyelendupan, kata Iskandar, bahwa pemilik pasir timah dibantu tiga orang untuk mengurus dokumen ke Bea dan Cukai. “Setelah diteliti bahwa dokumen tersebut palsu karena dalam dokumen ekspor tersebut untuk pengiriman barang berupa biji besi (lead zinc Ore). Namun kenyataannya barang yang dikirim tersebut merupakan pasir timah kering yang memiliki kualitas yang bagus,” ungkap Iskandar.

Kapolda menambahkan untuk pengurusan dokumen, Hadijoso menerima bayaran Rp100 juta dan Irwansyah Rp50 juta.

Kapolda juga mengatakan, saat ini terdapt dua laporan polisi tentangpenyelundupan, yaitu dua kontainer pasir timah (35 ton) dan 30 kontainer pasir timah dari Ketapang Kalimantan. “Kalau untuk 30 kontainer dalam proses penyelidikan karena diduga pasir timah dari Kalimantan tersebut berasal dari Bangka Belitung,” jelasnya. (rya)

http://www.bangkapos.com/berita/a3a7f49aa2ca7f14617344e94db04fb2/15092/baca/1/0/0/1/2008/November/04/0

Kejar Sampai Singapura

edisi: Selasa, 04 November 2008

BRIGJEN Iskandar Hasan meminta kepada penyelundup agar berhenti dari aktivitas penyelundupan. Beberapa nama penyelundup dari berbagai daerah di Babel sudah dikantongi polisi.
Kapolda juga menegaskan dirinya tidak akan lelah untuk mengejar para tersangka penyelundup ini hingga ke Singapura dan negera lainnya.

“Saya ingatkan dan saya minta kepada orang yang berkecimpung di timah yang menyelundup untuk memikirkan nasib orang di Babel jangan ada lagi penyelundupan,” kata kapolda di Ruang Teleconference Polda Kepulauan Babel di Pangkalpinang seraya mengatakan dirinya sudah menyimpan nama-nama pemain pasir timah yang juga menyelundup diantaranya berada di Sungailiat, Belinyu, Jebus, Bangka Selatan dan Belitung.

Pada kesempatan jumpa pers, Iskandar mencoba untuk mengajak para penyelundup mencoba untuk lebih memikir Provinsi Babel. “Maju atau tidak, bahkan terpuruk Babel ini tergantung dari orang Babel itu sendiri. Apabila orang Babel membantu penyelundupan, dan mengeluarkan barang ingin memperkaya sendiri ini sama saja merusak orang Babel,” kata Iskandar.

Iskandar juga dengan mengatakan bahwa dirinya tidak akan berhenti untuk menindak penyelundup. Untuk mengungkap kasus peyelundupan dia akan melakukan investigasi hingga ke Singapura. “Kita tetap akan mengusut dan menyidik kasus-kasus itu. Sehingga saya minta masyarakat di Babel yang masih punya perasaan, masih punya nasionalisme jangan segan-segan untuk beri informasi ke polisi,” jelasnya.

Kapolda juga meminta aparat untuk tidak melindungi orang yang berbuat tidak benar, termasuk aparat polisi supa tidak membacking penyelundup. “Semuanya untuk berfikir ke depan untuk memajukan Babel,” ujar Iskandar. (rya)

http://www.bangkapos.com/berita/a3a7f49aa2ca7f14617344e94db04fb2/15093/baca/1/0/0/1/2008/November/04/0

Written by didit

4 November, 2008 at 4:03 pm

Ditulis dalam 2008

Polisi Bongkar Jaringan Penyelundup

leave a comment »

Bos Timah Buron

edisi: Selasa, 04 November 2008

PANGKALPINANG, BANGKAPOS — Aksi penyelundupan pasir timah dengan tujuan Singapura melalui Tanjungpriok masih saja terjadi. Setelah Dirjen Bea dan Cukai awal Oktober lalu membongkar upaya penyelundupan pasir timah, giliran Polda Babel bekerja sama dengan Bea dan Cukai membongkar kasus serupa. Sedikitnya dua kontainer (35 ton) pasir timah yang berada sekitar kawasan Pelabuhan Tanjungpriok Jakarta berhasil diselamatkan dan lima orang tersangka ditangkap. Sedangkan pemilik pasir timah asal Bangka dan dua orang kaki tangan penyelundup ini masih buron.

Kasus penyelundupan terungkap setelah Kapolda Bangka Belitung Brigjen Iskandar Hasan menghadap Kapolri. Lalu polisi bekerjasama dengan Dirjen Bea dan Cukai di Jakarta untuk membongkar kasus ini. Setelah beberapa lama melakukan penyelidikan, lima orang Asun dan Alfonso (perantara), Irwansyah, Hadijoso dan Reinhard, kesemuanya warga Jakarta berhasil ditangkap.

Penyelundupan pasir timah oleh jaringan ini rupanya bukan pertama kali dilakukan. Sejak tahun 2007 lalu para tersangka sudah berkali-kali berhasil membawa pasir timah tersebut secara ilegal ke Singapura.

Sebagaimana pengakuan Reinhard selaku tersangka kepada polisi, pengiriman pasir timah 10 kali dilakukan dengan jumlah 252 ton. Sembilan kali pasir timah lolos setelah mereka berhasil mengelabui petugas.

Modus penyelundupan oleh jaringan ini dengan menganatrpulaukan pasir timah dari Bangka ke Jakarta. Timah milik AG (buron) dibantu dua orang kaki tangannya dibawa ke Jakarta untuk ditampung Asun dan anaknya Alfonso. Kedua orang ini merupakan kepercayaan AG. Lalu Asun dan Alfonso meminta bantuan Irwansyah, Hadijoso, dan reinhard untuk mengurus dokumen ekspor ke Bea dan Cukai. Saat pengurusan dokumen, ketiganya mengaku barang yang hendak diekspor adalah bijih besi.

Namun kegiatan ilegal jaringan ini akhirnya tercium petugas. Hingga Senin (3/11), tim terdiri dari Polda Babel, Polda Metro Jaya, Dirjen Bea dan Cukai serta KPPP Tanjung Priok menangkap lima tersangka.
Kapolda Babel dalam keterangan pers didampingi Wakapolda Babel Kombes Anton Setiadi, Dir Intel AKBP Sutanto, Kabid Humas AKBP Rajendra dan Kasat I Ditreskrim AKBP Rivai Sinambela, mengatakan penyidik sudah menangkap jaringan penyelundupan pasir timah.

Dibongkarnya jaringan penyelundup ini, kata Kapolda atas inisiatifnya pada 16 Oktober 2008 menghadap langsung Kapolri yang memerintahkan agar polisi berkoordinasi dengan Dirjen Bea dan Cukai.

Tim dari Polda Babel, Polda Metro Jaya kemudian bertemu dengan Dirjen Bea dan Cukai untuk melakukan gelar perkara didampingi Direktur Inevstigasi Bea dan Cukai Yusuf I, dan Ketua tim sidik Bea dan Cukai Heru dan penyidik KPPP Tanjung Priok.

“Dalam gelar tersebut, langsung membagi tim yang diketuai Kapolda Babel melakukan kegiatan investigasi dan bisa menangkap dan menginterograsi beberpa orang,” kata Iskandar.

Dari hasil investigasi dan pemeriksaan terhadap tersangka Asun, Hadijoso, Irwansyah dan Reinhard, pasir timah dalam dua kontainer merupakan dari Bangka Belitung. Kelimanya mengatakan Sny alias Ag sebagai pemiliknya. “Untuk SNY alias Ag serta dua orang yang membantunya yaitu Ron dan Yay masih dicari,” tukas Kapolda.

Dalam menjalankan aksinya penyelendupan, kata Iskandar, bahwa pemilik pasir timah dibantu tiga orang untuk mengurus dokumen ke Bea dan Cukai. “Setelah diteliti bahwa dokumen tersebut palsu karena dalam dokumen ekspor tersebut untuk pengiriman barang berupa biji besi (lead zinc Ore). Namun kenyataannya barang yang dikirim tersebut merupakan pasir timah kering yang memiliki kualitas yang bagus,” ungkap Iskandar.

Kapolda menambahkan untuk pengurusan dokumen, Hadijoso menerima bayaran Rp100 juta dan Irwansyah Rp50 juta.

Kapolda juga mengatakan, saat ini terdapt dua laporan polisi tentangpenyelundupan, yaitu dua kontainer pasir timah (35 ton) dan 30 kontainer pasir timah dari Ketapang Kalimantan. “Kalau untuk 30 kontainer dalam proses penyelidikan karena diduga pasir timah dari Kalimantan tersebut berasal dari Bangka Belitung,” jelasnya. (rya)

http://www.bangkapos.com/berita/a3a7f49aa2ca7f14617344e94db04fb2/15092/baca/1/0/0/1/2008/November/04/0

Kejar Sampai Singapura

edisi: Selasa, 04 November 2008

BRIGJEN Iskandar Hasan meminta kepada penyelundup agar berhenti dari aktivitas penyelundupan. Beberapa nama penyelundup dari berbagai daerah di Babel sudah dikantongi polisi.
Kapolda juga menegaskan dirinya tidak akan lelah untuk mengejar para tersangka penyelundup ini hingga ke Singapura dan negera lainnya.

“Saya ingatkan dan saya minta kepada orang yang berkecimpung di timah yang menyelundup untuk memikirkan nasib orang di Babel jangan ada lagi penyelundupan,” kata kapolda di Ruang Teleconference Polda Kepulauan Babel di Pangkalpinang seraya mengatakan dirinya sudah menyimpan nama-nama pemain pasir timah yang juga menyelundup diantaranya berada di Sungailiat, Belinyu, Jebus, Bangka Selatan dan Belitung.

Pada kesempatan jumpa pers, Iskandar mencoba untuk mengajak para penyelundup mencoba untuk lebih memikir Provinsi Babel. “Maju atau tidak, bahkan terpuruk Babel ini tergantung dari orang Babel itu sendiri. Apabila orang Babel membantu penyelundupan, dan mengeluarkan barang ingin memperkaya sendiri ini sama saja merusak orang Babel,” kata Iskandar.

Iskandar juga dengan mengatakan bahwa dirinya tidak akan berhenti untuk menindak penyelundup. Untuk mengungkap kasus peyelundupan dia akan melakukan investigasi hingga ke Singapura. “Kita tetap akan mengusut dan menyidik kasus-kasus itu. Sehingga saya minta masyarakat di Babel yang masih punya perasaan, masih punya nasionalisme jangan segan-segan untuk beri informasi ke polisi,” jelasnya.

Kapolda juga meminta aparat untuk tidak melindungi orang yang berbuat tidak benar, termasuk aparat polisi supa tidak membacking penyelundup. “Semuanya untuk berfikir ke depan untuk memajukan Babel,” ujar Iskandar. (rya)

http://www.bangkapos.com/berita/a3a7f49aa2ca7f14617344e94db04fb2/15093/baca/1/0/0/1/2008/November/04/0

Written by didit

4 November, 2008 at 4:03 pm

Polisi Bongkar Jaringan Penyelundup

leave a comment »

Bos Timah Buron

edisi: Selasa, 04 November 2008

PANGKALPINANG, BANGKAPOS — Aksi penyelundupan pasir timah dengan tujuan Singapura melalui Tanjungpriok masih saja terjadi. Setelah Dirjen Bea dan Cukai awal Oktober lalu membongkar upaya penyelundupan pasir timah, giliran Polda Babel bekerja sama dengan Bea dan Cukai membongkar kasus serupa. Sedikitnya dua kontainer (35 ton) pasir timah yang berada sekitar kawasan Pelabuhan Tanjungpriok Jakarta berhasil diselamatkan dan lima orang tersangka ditangkap. Sedangkan pemilik pasir timah asal Bangka dan dua orang kaki tangan penyelundup ini masih buron.

Kasus penyelundupan terungkap setelah Kapolda Bangka Belitung Brigjen Iskandar Hasan menghadap Kapolri. Lalu polisi bekerjasama dengan Dirjen Bea dan Cukai di Jakarta untuk membongkar kasus ini. Setelah beberapa lama melakukan penyelidikan, lima orang Asun dan Alfonso (perantara), Irwansyah, Hadijoso dan Reinhard, kesemuanya warga Jakarta berhasil ditangkap.

Penyelundupan pasir timah oleh jaringan ini rupanya bukan pertama kali dilakukan. Sejak tahun 2007 lalu para tersangka sudah berkali-kali berhasil membawa pasir timah tersebut secara ilegal ke Singapura.

Sebagaimana pengakuan Reinhard selaku tersangka kepada polisi, pengiriman pasir timah 10 kali dilakukan dengan jumlah 252 ton. Sembilan kali pasir timah lolos setelah mereka berhasil mengelabui petugas.

Modus penyelundupan oleh jaringan ini dengan menganatrpulaukan pasir timah dari Bangka ke Jakarta. Timah milik AG (buron) dibantu dua orang kaki tangannya dibawa ke Jakarta untuk ditampung Asun dan anaknya Alfonso. Kedua orang ini merupakan kepercayaan AG. Lalu Asun dan Alfonso meminta bantuan Irwansyah, Hadijoso, dan reinhard untuk mengurus dokumen ekspor ke Bea dan Cukai. Saat pengurusan dokumen, ketiganya mengaku barang yang hendak diekspor adalah bijih besi.

Namun kegiatan ilegal jaringan ini akhirnya tercium petugas. Hingga Senin (3/11), tim terdiri dari Polda Babel, Polda Metro Jaya, Dirjen Bea dan Cukai serta KPPP Tanjung Priok menangkap lima tersangka.
Kapolda Babel dalam keterangan pers didampingi Wakapolda Babel Kombes Anton Setiadi, Dir Intel AKBP Sutanto, Kabid Humas AKBP Rajendra dan Kasat I Ditreskrim AKBP Rivai Sinambela, mengatakan penyidik sudah menangkap jaringan penyelundupan pasir timah.

Dibongkarnya jaringan penyelundup ini, kata Kapolda atas inisiatifnya pada 16 Oktober 2008 menghadap langsung Kapolri yang memerintahkan agar polisi berkoordinasi dengan Dirjen Bea dan Cukai.

Tim dari Polda Babel, Polda Metro Jaya kemudian bertemu dengan Dirjen Bea dan Cukai untuk melakukan gelar perkara didampingi Direktur Inevstigasi Bea dan Cukai Yusuf I, dan Ketua tim sidik Bea dan Cukai Heru dan penyidik KPPP Tanjung Priok.

“Dalam gelar tersebut, langsung membagi tim yang diketuai Kapolda Babel melakukan kegiatan investigasi dan bisa menangkap dan menginterograsi beberpa orang,” kata Iskandar.

Dari hasil investigasi dan pemeriksaan terhadap tersangka Asun, Hadijoso, Irwansyah dan Reinhard, pasir timah dalam dua kontainer merupakan dari Bangka Belitung. Kelimanya mengatakan Sny alias Ag sebagai pemiliknya. “Untuk SNY alias Ag serta dua orang yang membantunya yaitu Ron dan Yay masih dicari,” tukas Kapolda.

Dalam menjalankan aksinya penyelendupan, kata Iskandar, bahwa pemilik pasir timah dibantu tiga orang untuk mengurus dokumen ke Bea dan Cukai. “Setelah diteliti bahwa dokumen tersebut palsu karena dalam dokumen ekspor tersebut untuk pengiriman barang berupa biji besi (lead zinc Ore). Namun kenyataannya barang yang dikirim tersebut merupakan pasir timah kering yang memiliki kualitas yang bagus,” ungkap Iskandar.

Kapolda menambahkan untuk pengurusan dokumen, Hadijoso menerima bayaran Rp100 juta dan Irwansyah Rp50 juta.

Kapolda juga mengatakan, saat ini terdapt dua laporan polisi tentangpenyelundupan, yaitu dua kontainer pasir timah (35 ton) dan 30 kontainer pasir timah dari Ketapang Kalimantan. “Kalau untuk 30 kontainer dalam proses penyelidikan karena diduga pasir timah dari Kalimantan tersebut berasal dari Bangka Belitung,” jelasnya. (rya)

http://www.bangkapos.com/berita/a3a7f49aa2ca7f14617344e94db04fb2/15092/baca/1/0/0/1/2008/November/04/0

Kejar Sampai Singapura

edisi: Selasa, 04 November 2008

BRIGJEN Iskandar Hasan meminta kepada penyelundup agar berhenti dari aktivitas penyelundupan. Beberapa nama penyelundup dari berbagai daerah di Babel sudah dikantongi polisi.
Kapolda juga menegaskan dirinya tidak akan lelah untuk mengejar para tersangka penyelundup ini hingga ke Singapura dan negera lainnya.

“Saya ingatkan dan saya minta kepada orang yang berkecimpung di timah yang menyelundup untuk memikirkan nasib orang di Babel jangan ada lagi penyelundupan,” kata kapolda di Ruang Teleconference Polda Kepulauan Babel di Pangkalpinang seraya mengatakan dirinya sudah menyimpan nama-nama pemain pasir timah yang juga menyelundup diantaranya berada di Sungailiat, Belinyu, Jebus, Bangka Selatan dan Belitung.

Pada kesempatan jumpa pers, Iskandar mencoba untuk mengajak para penyelundup mencoba untuk lebih memikir Provinsi Babel. “Maju atau tidak, bahkan terpuruk Babel ini tergantung dari orang Babel itu sendiri. Apabila orang Babel membantu penyelundupan, dan mengeluarkan barang ingin memperkaya sendiri ini sama saja merusak orang Babel,” kata Iskandar.

Iskandar juga dengan mengatakan bahwa dirinya tidak akan berhenti untuk menindak penyelundup. Untuk mengungkap kasus peyelundupan dia akan melakukan investigasi hingga ke Singapura. “Kita tetap akan mengusut dan menyidik kasus-kasus itu. Sehingga saya minta masyarakat di Babel yang masih punya perasaan, masih punya nasionalisme jangan segan-segan untuk beri informasi ke polisi,” jelasnya.

Kapolda juga meminta aparat untuk tidak melindungi orang yang berbuat tidak benar, termasuk aparat polisi supa tidak membacking penyelundup. “Semuanya untuk berfikir ke depan untuk memajukan Babel,” ujar Iskandar. (rya)

http://www.bangkapos.com/berita/a3a7f49aa2ca7f14617344e94db04fb2/15093/baca/1/0/0/1/2008/November/04/0

Written by didit

4 November, 2008 at 4:03 pm