It’s All About News

Archive for November 6th, 2008

Sukses Laskar Pelangi, Riri Siapkan Sang Pemimpi

leave a comment »

* Bupati Ingat Masa Kecil

edisi: Kamis, 06 November 2008

PANGKALPINANG, BANGKA POS — Setelah sukses dengan Laskar Pelangi, kini Mizan Production sedang mempersiapkan naskah kedua penggarapan film terbaru mereka dengan latar Bangka Belitung. Sutradara Riri Riza dan Produser Mira Lesmana bahkan sudah memproyeksikan novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sebagai garapan baru mereka untuk diangkat ke layarputih.

Mira dan Riri didampingi beberapa artis pendukung seperti Matias Muchus, Lukman Sardi, Rio Wikana dalam jumpa pers bersama wartawan di ruang VIP bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Rabu (5/11) mengatakan jika naskah film dirampungkan, maka antara 2009 hingga 2010 film tersebut mulai diproduksi.

“Saat ini kita sudah mulai membuat naskah film kita yang berikutnya. Kebetulan masih dari novel yang dikarang oleh Mas Andrea Hirata yaitu Sang Pemimpi. Mengenaii waktunya kapan? Saya pikir kita masih harus garap dulu naskahnya. Kalau sudah rampung, baru kita produksi,” kata Mira.

Guna mengulang sukses film Laskar Pelangi, kemungkinan besar tokoh-tokoh yang akan terlibat diperankan oleh wajah-wajah lokal. Mira mengaku, pengalaman bekerjasama dengan warga lokal ternyata memiliki sensasi tersendiri. Tokoh-tokoh kecil di Film Laskar Pelangi merupakan satu contoh sukses keberhasilan film tersebut.

Sementara sang sutradara Riri Riza menegaskan bahwa ada tantangan tersendiri ketika mensineaskan sebuah novel dengan paduan peran-peran natural yang dimainkan oleh wajah-wajah lokal.

“Saya melihat Babel salah satu gudang pemain-pemain film yang potensial. Ikal dan kawan-kawan merupakan bukti bahwa kekuatan film Laskar Pelangi adalah keluarbiasaan peran anak-anak tersebut. Mengenai lokasi film kita berikutnya, kemungkinan kita akan cari lokasi lain tetapi tetap di Bangka. Bisa saja di Belinyu yaitu dekat Pha Kak Liang atau lokasi lain seperti Muntok,” ujar Riri.

Ia meyakinkan, beberapa daerah di Bangka dan Belitung merupakan objek latar yang sensasional. Dengan suasana kelokalan yang kental serta didukung faktor kultur dan budaya masyarakat setempat, film kedua ini diharapkan dapat mengulang sukses Laskar Pelangi.

Coaching Clinik

Sementara salah satu pemeran dalam Film Laskar Pelangi Matias Muchus memberikan apresiasi besar terhadap bakat-bakat muda Babel. Jika memiliki kesempatan, ia berharap dapat memberikan coaching clinik (pelajaran) seputar dunia peran terhadap muda-mudi yang konsen dan tertarik di bidang ini.

“Sayang kalau potensi besar itu kita sia-siakan. Mungkin ini bisa jadi pekerjaan rumah pemerintah daerah atau insan-insan seni Babel dalam memoles mutiara-mutiara seperti Ikal, Mahar, atau anak-anak lainnya,” tutur Matias.

Lukman Sardi, pemeran Ikal (dewasa) dalam film Laskar Pelangi menambahkan, dunia perfilman Indonesia sedang memiliki fenomena peran baru yang sangat natural dan progresif dengan kehadiran wajah-wajah lokal Babel.

“Ada sesuatu yang baru dalam dunia perfilman kita. Muncul wajah-wajah lokal yang ternyata tak kalah bagusnya dengan artis-artis Jakarta. Masyarakat Babel harusnya bangga atas karunia ini. Kami harap akan lahir Ikal atau Aling baru di Babel kemudian hari,” tandas Lukman.

Sementara, data yang berhasil direkap dari seluruh bioskop di Indonesia, jumlah penonton film Laskar Pelangi sudah mencapai 3,75 juta orang.

Masa Kecil

Rabu (5/11), film Laskar Pelangi kembali diputar di Koba. Pada siangnya film ini ditonton para pejabat dab pegawai di Pemkab Bangka Tengah. Sedangkan malam harinya dinikmati ribuan warga Koba.

“Saya tidak berkomentar banyak, filmnya luar biasa,” kata Camat Koba, Julhasnan usai menonton film tersebut.

Sama halnya dengan Kabag Umum dan Perlengkapan Setda Bangka Tengah, Syahril, yang tampak haru usai menonton Laskar Pelangi. “Terus terang saya sangat terharu sekali,” ujar Syahril dengan mata berkaca-kaca.

Bupati Bangka Tengah, H Abu Hanifah, ketika ditemui harian ini usai menonton mengakui kehebatan film tersebut. “Luar biasa filmnya, itu merupakan karya besar, banyak pelajaran yang kita petik dari film itu,” kata Abu Hanifah dengan mata berkaca-kaca.

Abu Hanifah mengaku, film tersebut benar-benar menggambarkan kondisi masyarakat Bangka Belitung pada saat itu. Dia pun teringat akan masa kecilnya.

“Menonton film itu mengingatkan saya pada masa-masa sekolah dulu, hanya menggunakan sandal atau sepatu karet dengan tas dari kulit mengkuang, kondisi ekonomi saat ini sangat susah. Dengan menonton film itu dapat menggugah dan menyadarkan semangat juang kita untuk membangun. Saya berharap film tersebut memberikan pelajaran yang berharga bagi kita semua,” tandas Abu Hanifah.

Penayangan film Laskar Pelangi di Bangka Tengah dilakukan sebanyak empat kali pemutaran. Pemutaran pertama hingga tiga akan dilaksanakan secara in door (ruangan tertutup–red), yakni ruang rapat Kantor Bupati Bangka Tengah sedangan pemutaran keempat digelar di Stadion Porkap Koba. Pemutaran film ini berkat kerjasama Miles Film, Mizan Production, Bangka Pos Group, Pemkab Bangka Tengah. (byo)

http://www.bangkapos.com/berita/f094d4578a0c44783c474e45cabfaf19/15198/baca/1/0/0/1/2008/November/06/0

Written by didit

6 November, 2008 at 4:20 pm

Ditulis dalam 2008

Sukses Laskar Pelangi, Riri Siapkan Sang Pemimpi

leave a comment »

* Bupati Ingat Masa Kecil

edisi: Kamis, 06 November 2008

PANGKALPINANG, BANGKA POS — Setelah sukses dengan Laskar Pelangi, kini Mizan Production sedang mempersiapkan naskah kedua penggarapan film terbaru mereka dengan latar Bangka Belitung. Sutradara Riri Riza dan Produser Mira Lesmana bahkan sudah memproyeksikan novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sebagai garapan baru mereka untuk diangkat ke layarputih.

Mira dan Riri didampingi beberapa artis pendukung seperti Matias Muchus, Lukman Sardi, Rio Wikana dalam jumpa pers bersama wartawan di ruang VIP bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Rabu (5/11) mengatakan jika naskah film dirampungkan, maka antara 2009 hingga 2010 film tersebut mulai diproduksi.

“Saat ini kita sudah mulai membuat naskah film kita yang berikutnya. Kebetulan masih dari novel yang dikarang oleh Mas Andrea Hirata yaitu Sang Pemimpi. Mengenaii waktunya kapan? Saya pikir kita masih harus garap dulu naskahnya. Kalau sudah rampung, baru kita produksi,” kata Mira.

Guna mengulang sukses film Laskar Pelangi, kemungkinan besar tokoh-tokoh yang akan terlibat diperankan oleh wajah-wajah lokal. Mira mengaku, pengalaman bekerjasama dengan warga lokal ternyata memiliki sensasi tersendiri. Tokoh-tokoh kecil di Film Laskar Pelangi merupakan satu contoh sukses keberhasilan film tersebut.

Sementara sang sutradara Riri Riza menegaskan bahwa ada tantangan tersendiri ketika mensineaskan sebuah novel dengan paduan peran-peran natural yang dimainkan oleh wajah-wajah lokal.

“Saya melihat Babel salah satu gudang pemain-pemain film yang potensial. Ikal dan kawan-kawan merupakan bukti bahwa kekuatan film Laskar Pelangi adalah keluarbiasaan peran anak-anak tersebut. Mengenai lokasi film kita berikutnya, kemungkinan kita akan cari lokasi lain tetapi tetap di Bangka. Bisa saja di Belinyu yaitu dekat Pha Kak Liang atau lokasi lain seperti Muntok,” ujar Riri.

Ia meyakinkan, beberapa daerah di Bangka dan Belitung merupakan objek latar yang sensasional. Dengan suasana kelokalan yang kental serta didukung faktor kultur dan budaya masyarakat setempat, film kedua ini diharapkan dapat mengulang sukses Laskar Pelangi.

Coaching Clinik

Sementara salah satu pemeran dalam Film Laskar Pelangi Matias Muchus memberikan apresiasi besar terhadap bakat-bakat muda Babel. Jika memiliki kesempatan, ia berharap dapat memberikan coaching clinik (pelajaran) seputar dunia peran terhadap muda-mudi yang konsen dan tertarik di bidang ini.

“Sayang kalau potensi besar itu kita sia-siakan. Mungkin ini bisa jadi pekerjaan rumah pemerintah daerah atau insan-insan seni Babel dalam memoles mutiara-mutiara seperti Ikal, Mahar, atau anak-anak lainnya,” tutur Matias.

Lukman Sardi, pemeran Ikal (dewasa) dalam film Laskar Pelangi menambahkan, dunia perfilman Indonesia sedang memiliki fenomena peran baru yang sangat natural dan progresif dengan kehadiran wajah-wajah lokal Babel.

“Ada sesuatu yang baru dalam dunia perfilman kita. Muncul wajah-wajah lokal yang ternyata tak kalah bagusnya dengan artis-artis Jakarta. Masyarakat Babel harusnya bangga atas karunia ini. Kami harap akan lahir Ikal atau Aling baru di Babel kemudian hari,” tandas Lukman.

Sementara, data yang berhasil direkap dari seluruh bioskop di Indonesia, jumlah penonton film Laskar Pelangi sudah mencapai 3,75 juta orang.

Masa Kecil

Rabu (5/11), film Laskar Pelangi kembali diputar di Koba. Pada siangnya film ini ditonton para pejabat dab pegawai di Pemkab Bangka Tengah. Sedangkan malam harinya dinikmati ribuan warga Koba.

“Saya tidak berkomentar banyak, filmnya luar biasa,” kata Camat Koba, Julhasnan usai menonton film tersebut.

Sama halnya dengan Kabag Umum dan Perlengkapan Setda Bangka Tengah, Syahril, yang tampak haru usai menonton Laskar Pelangi. “Terus terang saya sangat terharu sekali,” ujar Syahril dengan mata berkaca-kaca.

Bupati Bangka Tengah, H Abu Hanifah, ketika ditemui harian ini usai menonton mengakui kehebatan film tersebut. “Luar biasa filmnya, itu merupakan karya besar, banyak pelajaran yang kita petik dari film itu,” kata Abu Hanifah dengan mata berkaca-kaca.

Abu Hanifah mengaku, film tersebut benar-benar menggambarkan kondisi masyarakat Bangka Belitung pada saat itu. Dia pun teringat akan masa kecilnya.

“Menonton film itu mengingatkan saya pada masa-masa sekolah dulu, hanya menggunakan sandal atau sepatu karet dengan tas dari kulit mengkuang, kondisi ekonomi saat ini sangat susah. Dengan menonton film itu dapat menggugah dan menyadarkan semangat juang kita untuk membangun. Saya berharap film tersebut memberikan pelajaran yang berharga bagi kita semua,” tandas Abu Hanifah.

Penayangan film Laskar Pelangi di Bangka Tengah dilakukan sebanyak empat kali pemutaran. Pemutaran pertama hingga tiga akan dilaksanakan secara in door (ruangan tertutup–red), yakni ruang rapat Kantor Bupati Bangka Tengah sedangan pemutaran keempat digelar di Stadion Porkap Koba. Pemutaran film ini berkat kerjasama Miles Film, Mizan Production, Bangka Pos Group, Pemkab Bangka Tengah. (byo)

http://www.bangkapos.com/berita/f094d4578a0c44783c474e45cabfaf19/15198/baca/1/0/0/1/2008/November/06/0

Written by didit

6 November, 2008 at 4:20 pm

Sukses Laskar Pelangi, Riri Siapkan Sang Pemimpi

with 3 comments

* Bupati Ingat Masa Kecil

edisi: Kamis, 06 November 2008

PANGKALPINANG, BANGKA POS — Setelah sukses dengan Laskar Pelangi, kini Mizan Production sedang mempersiapkan naskah kedua penggarapan film terbaru mereka dengan latar Bangka Belitung. Sutradara Riri Riza dan Produser Mira Lesmana bahkan sudah memproyeksikan novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sebagai garapan baru mereka untuk diangkat ke layarputih.

Mira dan Riri didampingi beberapa artis pendukung seperti Matias Muchus, Lukman Sardi, Rio Wikana dalam jumpa pers bersama wartawan di ruang VIP bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Rabu (5/11) mengatakan jika naskah film dirampungkan, maka antara 2009 hingga 2010 film tersebut mulai diproduksi.

“Saat ini kita sudah mulai membuat naskah film kita yang berikutnya. Kebetulan masih dari novel yang dikarang oleh Mas Andrea Hirata yaitu Sang Pemimpi. Mengenaii waktunya kapan? Saya pikir kita masih harus garap dulu naskahnya. Kalau sudah rampung, baru kita produksi,” kata Mira.

Guna mengulang sukses film Laskar Pelangi, kemungkinan besar tokoh-tokoh yang akan terlibat diperankan oleh wajah-wajah lokal. Mira mengaku, pengalaman bekerjasama dengan warga lokal ternyata memiliki sensasi tersendiri. Tokoh-tokoh kecil di Film Laskar Pelangi merupakan satu contoh sukses keberhasilan film tersebut.

Sementara sang sutradara Riri Riza menegaskan bahwa ada tantangan tersendiri ketika mensineaskan sebuah novel dengan paduan peran-peran natural yang dimainkan oleh wajah-wajah lokal.

“Saya melihat Babel salah satu gudang pemain-pemain film yang potensial. Ikal dan kawan-kawan merupakan bukti bahwa kekuatan film Laskar Pelangi adalah keluarbiasaan peran anak-anak tersebut. Mengenai lokasi film kita berikutnya, kemungkinan kita akan cari lokasi lain tetapi tetap di Bangka. Bisa saja di Belinyu yaitu dekat Pha Kak Liang atau lokasi lain seperti Muntok,” ujar Riri.

Ia meyakinkan, beberapa daerah di Bangka dan Belitung merupakan objek latar yang sensasional. Dengan suasana kelokalan yang kental serta didukung faktor kultur dan budaya masyarakat setempat, film kedua ini diharapkan dapat mengulang sukses Laskar Pelangi.

Coaching Clinik

Sementara salah satu pemeran dalam Film Laskar Pelangi Matias Muchus memberikan apresiasi besar terhadap bakat-bakat muda Babel. Jika memiliki kesempatan, ia berharap dapat memberikan coaching clinik (pelajaran) seputar dunia peran terhadap muda-mudi yang konsen dan tertarik di bidang ini.

“Sayang kalau potensi besar itu kita sia-siakan. Mungkin ini bisa jadi pekerjaan rumah pemerintah daerah atau insan-insan seni Babel dalam memoles mutiara-mutiara seperti Ikal, Mahar, atau anak-anak lainnya,” tutur Matias.

Lukman Sardi, pemeran Ikal (dewasa) dalam film Laskar Pelangi menambahkan, dunia perfilman Indonesia sedang memiliki fenomena peran baru yang sangat natural dan progresif dengan kehadiran wajah-wajah lokal Babel.

“Ada sesuatu yang baru dalam dunia perfilman kita. Muncul wajah-wajah lokal yang ternyata tak kalah bagusnya dengan artis-artis Jakarta. Masyarakat Babel harusnya bangga atas karunia ini. Kami harap akan lahir Ikal atau Aling baru di Babel kemudian hari,” tandas Lukman.

Sementara, data yang berhasil direkap dari seluruh bioskop di Indonesia, jumlah penonton film Laskar Pelangi sudah mencapai 3,75 juta orang.

Masa Kecil

Rabu (5/11), film Laskar Pelangi kembali diputar di Koba. Pada siangnya film ini ditonton para pejabat dab pegawai di Pemkab Bangka Tengah. Sedangkan malam harinya dinikmati ribuan warga Koba.

“Saya tidak berkomentar banyak, filmnya luar biasa,” kata Camat Koba, Julhasnan usai menonton film tersebut.

Sama halnya dengan Kabag Umum dan Perlengkapan Setda Bangka Tengah, Syahril, yang tampak haru usai menonton Laskar Pelangi. “Terus terang saya sangat terharu sekali,” ujar Syahril dengan mata berkaca-kaca.

Bupati Bangka Tengah, H Abu Hanifah, ketika ditemui harian ini usai menonton mengakui kehebatan film tersebut. “Luar biasa filmnya, itu merupakan karya besar, banyak pelajaran yang kita petik dari film itu,” kata Abu Hanifah dengan mata berkaca-kaca.

Abu Hanifah mengaku, film tersebut benar-benar menggambarkan kondisi masyarakat Bangka Belitung pada saat itu. Dia pun teringat akan masa kecilnya.

“Menonton film itu mengingatkan saya pada masa-masa sekolah dulu, hanya menggunakan sandal atau sepatu karet dengan tas dari kulit mengkuang, kondisi ekonomi saat ini sangat susah. Dengan menonton film itu dapat menggugah dan menyadarkan semangat juang kita untuk membangun. Saya berharap film tersebut memberikan pelajaran yang berharga bagi kita semua,” tandas Abu Hanifah.

Penayangan film Laskar Pelangi di Bangka Tengah dilakukan sebanyak empat kali pemutaran. Pemutaran pertama hingga tiga akan dilaksanakan secara in door (ruangan tertutup–red), yakni ruang rapat Kantor Bupati Bangka Tengah sedangan pemutaran keempat digelar di Stadion Porkap Koba. Pemutaran film ini berkat kerjasama Miles Film, Mizan Production, Bangka Pos Group, Pemkab Bangka Tengah. (byo)

http://www.bangkapos.com/berita/f094d4578a0c44783c474e45cabfaf19/15198/baca/1/0/0/1/2008/November/06/0

Written by didit

6 November, 2008 at 4:20 pm

Akiong Ditahan Abat Menghilang

leave a comment »

* PJR Pergok Tiga Truk Timah

edisi: Kamis, 06 November 2008

PANGKALPINANG, BANGKA POS — Polisi menahan Akiong asal Desa Puput Kecamatan Jebus setelah ditetapkan sebagai tersangka kepemilikan 111 kapil pasir timah tanpa dokumen resmi.

Sedangkan Abat pemilik 902 kampil pasir timah yang juga majikan Akiong baru sebatas pemanggilan. Penyidik Direktorat Reskrim (Polda) Kepulauan Bangka Belitung masih mencari-cari keberadaan Abat yang menghilang setelah penggerebekan gudang timahnya di Desa Puput beberapa waktu lalu.

“Untuk sementara ini kita baru menetapkan satu orang tersangka yaitu Akiong. Namun terkait kasus ini, penyidik akan melakukan pemanggilan terhadap Abat,” kata Kapolda Babel Brigjen Iskandar Hasan melalui Plh Direktur Reskrim, Kasat I AKBP Rivai Sinambela, Senin (3/11).

Dijelaskan Rivai, Akiong ditetapkan sebagai tersangka dengan barang bukti pasir timah 111 kampil ditemukan di dalam gudangnya di Desa Puput Jebus. Diduga pasir timah milik Akiong tersebut dari tambang inkonvensional (TI) tanpa ijin.

“Saat dilakukan penangkapan dan penggeledahan, tersangka Akiong tidak dapat menunjukan kelengkapan dokumen yang resmi,” ujarnya.

Ditambahkan Rivai, pasir timah yan tersimpan di gudang Akiong tersebut rencananya akan dijual ke Abat.

Dikemukakan Rivai, bahwa proses penyidikan akan tetap dilanjutkan, dimana berdasarkan hasil pengembangan penyidikan bahwa Abat diduga terlibat dengan masalah ini.

Pantauan Bangka Pos, Senin (3/11) barang bukti sekitar 1.013 kampil tersebut diamankan di Kantor Polda Babel di Pangkalpinang. Selanjutnya pada sore harinya barang bukti dengan menggunakan sembilan truk, di bawa ke Rumah Penyimpanan Barang Sitaan Negara (Rupbasan) Pangkalpinang.

Sebagaimana diberitakan, Sabtu (1/11) tim Polda Direktorat Reskrim Polda Kepulauan Babel melakukan penggerebekan di dua gudang kolektor timah di Desa Puput Jebus. Namun penggerebekan tersebut hampir saja gagal, pasalnya tempat penyimpanan di gudang milik Abat ditutupi dengan triplek sehingga menyerupai beton.

Namun anggota Polda yang sebelumnya telah mendapatkan informasi tidak begitu saja percaya dalam melakukan penyisiran, ternyata di balik dinding tersimpan pasir timah kering. Setelah dilakukan pemeriksaan, Abat hanya mengantongi tempat penyimpanan sementara maksimal 20 ton. Selanjutnya anggota Polda Kepulauan Babel, ke gudang milik Akiong, dan Akiong tidak memiliki izin penyimpanan pasir timah, yang dibeli dari penambang dengan modal milik Abat.

Selembar Surat

Penindakan terhadap aktivitas penambangan illegal masih terus berlangsung. Kemarin, petugas Pos Polisi Jalan Raya (PJR) Induk II Ditlantas Polda Babel sempat menahan sekitar 22,5 ton pasir timah yang diangkut dengan tiga truk di Jalan Raya Desa Terentang-Kacung, Kecamatan Kelapa, sekitar pukul 07.30 WIB.

Truk dengan muatan masing-masing sekitar 7.500 kg pasir timah itu dibawa dari tempat penyimpanan sementara di Parittiga Jebus dan rencananya akan dibawa ke sebuah smelter di Ketapang Pangkalpinang.

Informasi yang dihimpun harian ini, tiga truk bermuatan pasir timah itu ditahan setelah petugas Pos PJR Induk II Ibul, mencurigai tiga truk dengan muatan cukup berat beriringan melintas di depan pos.

Lantas PJR Induk II mengejarnya dari Ibul Kecamatan Simpangteritip hingga ke jalan raya Desa Terentang-Kacung Kecamatan Kelapa.

Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata muatannya pasir timah yang masih dikemas dalam ratusan kampil.

Petugas langsung melakukan pengecekan terhadap dokumennya. Namun setiap muatan hanya disertai satu dokumen, yaitu Surat Perintah (SP) pengangkutan dan pengiriman dari PT Bangka Belitung Timah Sejahtera (BBTS) Nomor: /43/BBTS/SP-XI/466-5 2008.

Petugas tidak menemukan adanya dokumen lainnya, seperti surat izin tempat penyimpanan sementara (TPS) dan surat izin tambang skala kecil (TSK).

Disebutkan, tiga truk pengangkut pasir timah dengan Nopol BN 4195 BK, BN 4020 CG dan BN 4180 GA masing-masing bermuatan sekitar 7.500 kg. Di dalam SP itu juga disebutkan, masing-masing diperintahkan kepada mitra usaha tambang PT BBTS atas nama Tjai Men Tjung, Fut Buy dan Tjong Kim Ngo tanggal 05/11/2008 untuk mengangkut dan mengirimkan bijih timah ke obyek produksi.

Namun, ketika harian ini hendak menyelesaikan penulisan data SP PT BBTS itu, petugas Pos PJR Induk II tampak buru-buru mau keluar ruang kantor untuk mengawal truk bermuatan pasir timah ke Polda Babel.

Beberapa petugas meminta harian agar menkonfirmasi langsung kepada Dirlantas Polda Babel. “Ini akan diperiksa dulu di Polda, datang saja ke Polda, konfirmasi langsung ke Dirlantas,” ujar petugas Pos PJR Induk II Ditlantas Polda Babel di kantornya di Ibul, Rabu (5/11) pagi.

Pantauan harian ini, Rabu (5/11) sekitar pukul 10.30 WIB, tiga truk tersebut sudah berada di halaman Mapolda Babel. Hanya sayangnya hingga berita ini diturunkan, harian ini belum mendapat konfirmasi lebih lanjut.

Begitupun dengan perwakilan dari BBTS hingga berita ini diturunkan belum memberikan keterangan resmi. (yik/rya)

http://www.bangkapos.com/berita/f094d4578a0c44783c474e45cabfaf19/15193/baca/1/0/0/1/2008/November/06/0

Written by didit

6 November, 2008 at 4:16 pm

Ditulis dalam 2008