It’s All About News

Archive for November 30th, 2008

Penghargaan Bukan Jadi Ukuran

leave a comment »

20081129didit03_bangkapos_syahrildi_hormein

Sjahrildi Hormein

GUBERNUR Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Eko Maulana Ali, memberikan penghargaan kepada 400 orang yang dianggap berjasa dalam pembentukan Propinsi Babel. Penghargaan itu berupa PIN dan piagam. Sebagian besar orang yang termasuk dalam daftar penerima penghargaan tersebut telah mengambil langsung haknya, ada pula yang belum menerimanya.

Salah satu penerima penghargaan yang diberikan Gubernur adalah Sjahrildi Hormein yang dikenal sebagai Ketua Umum Musyawarah Keluarga Masyarakat Bangka (MKMB) Jakarta dan sekitarnya periode 19982002.

Namun, hingga kemarin, Sabtu (29/11), Sjahrildi mengaku belum menerima PIN dan piagam yang seyogyanya menjadi milik pria kelahiran Pangkalpinang 21 Februari 1946 Bagaimana tanggapan Sjahrildi terhadap penghargaan yang diterimanya? Berikut petikan wawancara wartawan Bangka Pos Group, M Ismunadi, dengan Sjahrildi di toko buku Gramedia, Jalan Matraman Raya, Jakarta, Sabtu (29/11).

Bagaimana perasaan Anda sebagai penerima PIN dan Piagam penghargaan?

Sebenarnya tidak terlalu kaget. Mungkin kawankawan, termasuk Pak Gubernur, tahu bahwa sebenarnya aku ikut dalam kegiatan pembentukan Provinsi. Tapi kalau kawankawan di Jakarta. Mungkin katakanlah yang termasuk dalam presidium, saya adalah orang yang tidak layak untuk menerima itu. Tapi bagi saya itu bukanlah suatu hal yang menjadi ukuran. Kalau diberikan bisa terima, kalau tidak pun tidak menjadi masalah. Kita menghargai upaya yang dilakukan Pak Gubernur, dimana beliau punya gagasan atau keinginan untuk diberikan penghargaan kepada orangorang yang dulu dianggap telah berjuang untuk terjadinya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kenapa ada yang tidak setuju?

Kejadiannya begini, waktu itu, saya jadi ketua umum Musyawarah Keluarga Masyarakat Bangka (MKMB) Jakarta, itu tahun 19982001. Nah, pada saat perjuangan untuk menjadikan Bangka Belitung sebagai satu provinsi yang pisah dari Sumatera Selatan, kami dituntut kawankawan pejuang dari Bangka supaya bikin suatu pernyataan bahwa MKMB mendukung itu. Sebagai sebuah organisasi, tuntutan itu kemudian dibawa dalam rapat MKMB. Di situ kawankawan sepakat kita tidak usah membuat suatu pernyataan untuk dukungan. Karena kondisi yang demikian, saya dianggap tidak mendukung pembentukan provinsi.

Sikap Anda sendiri bagaimana dengan perjuangan tersebut?

Dalam hal ini, memang ada perbedaan pendapat, saya sendiri menganggap yang paling penting dalam perjuangan itu adalah bagaimana kita memikirkan kesejahteraan bagi masyarakat Babel. Provinsi sendiri sebetulnya merupakan suatu alat, alat kita untuk mencapai kesejahteraan tersebut. Waktu itu kami berpikir bahwah)mungkin lebih baik kita ini kan dulu, otonomikan dulu, baik Bangka atau Belitung, jadikan tingkat II dulu. Setelah kuat baru dijadikan provinsi. Mungkin pendapat saya ini kurang tepat, tapi itulah demokrasi. Boleh saja kan punya suatu pandangan yang beda. Karena waktu itu kita melihat, untuk jadi provinsi, sebetulnya mungkin tanpa suatu perjuangan pun kita pasti jadi provinsi. Karena waktu itu kita bersamasama Banten sudah cukup lama memperjuangkannya.

Lalu bagaimana Anda bisa dianggap berjasa?

Dalam kegiatan atau usaha untuk menjadi provinsi ini bisa ditanyakan kepada kawankawan, baik yang di Bangka dan Jakarta. Artinya, sejauh mana kegiatan saya dalam kegiatan tersebut. Mereka bisa menyatakan apakah aku ini memang dukung atau tidak. Kalau pun saya dianggap tidak ada mendukung upaya untuk pembentukan provinsi, apakah saya bersikap apatis setelah Babel menjadi provinsi? Kan tidak. Buktinya banyak yang telah saya lakukan untuk Babel.

Pemberian penghargaan yang dilakukan Gubernur menuai pro dan kontra. Bagaimana menurut Anda?

Berkaitan menentukan siapasiapa saja yang dianggap berjuang dan siapasiapa saja yang katakanlah berhak atau patut diberikan suatu penghargaan atau suatu tanda jasa tadi, ini menjadi sesuatu hal yang perlu diperhatikan secara lebih bijak. Kita mungkin perlu menetapkan kirakira kriteria sebagai pejuang atau berjuang itu bagaimana. Saya dapat informasi ada 400 nama yang akan diberikan penghargaan berupa PIN atau piagam. Jujur saja, saya enggak tahu siapasiapa yang masuk daftar nama tersebut. Cuma saya dengar nama saya ikut masuk. Padahal jujur saja selama ini saya dianggap sebagai orang yang tidak mendukung provinsi. Walau pun ini adalah suatu perbedaan persepsi terkait masalah itu tadi.

Apa yang menjadi kriteria dalam menentukan penerima penghargaan kali ini?

Nah ini, sayangnya saya tidak tahu persis orangorang yang berjumlah 400 orang itu siapa saja. Cuma kabar dari kawankawan, minimal 400 orang itu adalah orangorang yang masuk dalam kepengurusan presidium. Kebetulan saya masuk dalam kepengurusan itu sebagai salah seorang dewan pembina kalau tidak salah, atau penasehat. Mungkin karena saya masuk dalam dewan presidium, ya itu yang membuat saya diberikan PIN dan piagam.

Menurut Anda kriteria idealnya seperti apa?

Saya kira pertama adalah orangorang yang aktif dalam usaha sampai terbentuknya suatu presidium ini. Dimana waktu itu kawankawan, pemuda Bangka maupun Belitung, mereka lah yang tadinya pertama mengikrarkan untuk pembentukan provinsi ini. Kalau tidak salah waktu itu ada pembentukan yang namanya Komite Perjuangan Pembentukan Provinsi Bangka Belitung. Jadi bukan sekadar mereka yang masuk dalam kepengurusan. Saya sendiri tahu persis bahwa dalam kepengurusan presidium, banyakh)juga namanama yang tercantum di situ tapi mohon maaf mereka tidak banyak berbuat dalam kegiatannya. Istilahnya cuma nama saja. Dan banyak juga namanama yang tidak termasuk dalam kepengurusan presidium, mereka aktif dalam kegiatan. Saya pikir, pemerintah atau yang mencakup hal ini, perlu membentuk sebuah tim untuk katakanlah menyeleksi siapa yang pantas mendapatkan itu (PIN dan piagam).

Tim yang seperti apa?

Tim ini dibentuk dari beberapa unsur. Mungkin dari setiap kabupaten. Misalnya si A yang mau dijadikan orang yang menerima penghargaan, maka tim akan berembuk dulu apakah benar si A ini pantas dan berhak. Artinya mereka (tim) tahu bahwa si A ini ikut berjuang dulu. Bahwa kita tidak tahu waktu mereka menentukan namanama itu, apakah ada tim atau kah perseorangan, kita tidak tahu. Di sini bisa saja terjadi pendapat yang kurang benar.

Apakah daftar 400 orang penerima penghargaan harus ditinjau ulang?

Saya tidak bisa bilang begitu. Karena seperti sudah saya katakan, kita harus menghargai upaya Pak Gubernur yang punya gagasan atau keinginan untuk diberikan penghargaan kepada orangorang yang dulu dianggap telah berjuang untuk terjadinya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

— — — — — — — — — — — — —

BIODATA

Nama Lengkap : Sjahrildi Hormein

Tempat / Tanggal Lahir : Pangkalpinang / 21 Februari 1946

Istri : Dra. Juheini MSi

Anak :

  1. Ratna Sita Handayani BSc Hns
  2. Adi Nurrahman ST
  3. Yudi Suryawicaksana SE
  4. Retna Mita Damayanti

Pengalaman Organisasi

  • Ketua Senat Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) Universitas Indonesia (UI) — sekarang FMIPA UI — (19681970)
  • Anggota MPM UI (19711972)
  • Ketua HMI KORKOM UI (1971)
  • Ketua III HMI Cabang Jakarta (1972)
  • Ketua Umum ISBA cabang Jakarta (19701972)
  • Ketua Umum PB ISBA (19741976)
  • Ketua Umum Musyawarah Keluarga Masyarakat Bangka (MKMB) Jakarta dan sekitarnya (19982002)
  • Penasehat Ikatan Keluarga Alumni (IKA) ISBA (20072010)

Sumber : Harian Pagi Bangka Pos edisi Minggu, 30 November 2008 (www.bangkapos.com)

Written by didit

30 November, 2008 at 4:02 pm

Ditulis dalam babel, sjahrildi hormein

Tagged with

Harus Fair

leave a comment »

Secarpiandy

Secarpiandy SH

PEMBERIAN penghargaan terhadap 400 orang yang dinilai berjasa dalam pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendapat protes dari Secarpiandy, salah satu putra Babel yang menjadi pengacara ternama di kalangan artis Indonesia.

Menurut Secar, pemberian penghargaan kiranya harus lebih selektif. Hal ini bertujuan mereka yang menerima penghargaan adalah benarbenar orang yang berjasa dalam pembentukan provinsi Babel. Selain itu, protes dilayangkan Secar dengan maksud meluruskan sejarah sehingga bisa menjadi warisan untuk anak dan cucu di masa yang akan datang.

Secar sendiri telah berbicara kepada Gubernur Babel Eko Maulana Ali pada Kamis (27/11) silam, untuk meninjau kembali 400 orang penerima penghargaan. Bagaimana selengkapnya, berikut penuturan Secar kepada wartawan Bangka Pos Group, M Ismunadi, lewat sambungan telpon, Sabtu (29/11) :

Apa yang menjadi usulan Anda kepada Gubernur?

Ada dua hal yang saya usulkan secara lisan kepada Pak Gubernur saat bertemu di kantor Beliau pada Kamis (27/11) silam. Pertama saya minta agar Pak Gubernur meninjau kembali daftar orang pejuang yang menerima penghargaan. Hal ini dimaksudkan untuk meluruskan sejarah. Mumpung para pelaku sejarah masih banyak hidup. Usulan kedua kepada Pak Gubernur, agar orangorang yang sudah mendahului, pejuangpejuang yang sudah meninggalkan dunia, diabadikan namanya dalam nama jalan. Di daerah kantor Gubernur kan masih banyak jalanjalan, seperti jalan Pulau Bangka, Pulau Pelepah, nah itu diganti dengan namanama pejuang itu. Salah satunya bisa diwujudkan dalam Perda (Peraturan Daerah).

Mengapa 400 orang penerima penghargaan harus ditinjau kembali?

Saya melihat ada orang yang tidak berkompeten namun menerima penghargaan ini. Ada orang tidak berjuang tapi masuk, dan ada yang berjuang tapi tidak masuk. Nanti kan akan ditimbul ke depannya. Takutnya nanti menjadi masalah. Untuk 400 orang kemarin itu pun ternyata sistemnya dengan cara membuka pengumuman di koran. Siapa yang merasa ikut berjuang dalam pembentukan Provinsi maka harus mendaftar. Nah dengan begitu berbondongbondonglah orang mendaftar.

Sepengetahuan Anda siapa saja yang kurang kompeten?

Seperti misalnya Isnaini yang dulu menjadi duta besar, tahun 1999 dia tidak ada di Indonesia. Bagaimana dia bisa dinyatakan sebagai pejuang? Agus Tarmizi juga. Dia tidak ada di Indonesia, bagaimana bisa dinyatakan sebagai pejuang? Dan ada juga beberapa nama lainnya.

Seharusnya bagaimana untuk penentuan orang yang menerima penghargaan?

Saat ini pelaku sejarah kan masih banyak hidup. Salah satunya sayah)sendiri. Dan untuk perjuangan pembentukan propinsi sendiri ada empat perjuangan, antara lain Jakarta, Bangka, Pangkalpinang, Belitung. Waktu itu kita belum terbagibagi. Untuk wilayah Jakarta, dicek siapa saja yang berjuang. Misalnya Anda (wartawan) disebutkan berjuang. Nah setidaknya harus ada empat sampai lima orang yang menyatakan kalau Anda ikut berjuang. Kalau seandainya dari lima orang tersebut tiga diantaranya menyebutkan Anda tidak berjuang, maka nama yang diusulkan harus dicoret. Begitu juga sebaliknya, kalau benar maka ya harus diberikan penghargaan. Dengan begitu akan lebih selektif. Untuk orang Bangka, ya Bangka. Begitu juga dengan wilayah Pangkalpinang, dan Belitung.

Apakah cukup seperti itu?

Disamping itu ada tokoh masyarakat yang juga ikut berperan. Kalo presidium itu kan formilnya. Misalnya untuk seniorsenior itu ada pertimbangan apa sehingga harus dimasukkan. Apakah karena ada sumbang saran atau tidak. Misalnya apakah orangorang yang naik kapal laut pada waktu perjuangan pembentukan propinsi, itu bisa dikategorikan sebagai pejuang. Itu ada kelaskelasnya. Contohnya kalau ada satu pesta di kampung. Pesta ini meriha. Ada yang sengaja membawa beras, ada yang membawa ikan, ada yang membawa kayu bakar, dan ada juga ada yang hanya datang dan makan. Nah yang terakhir ini kan hanya sebagai orang yang meramaikan. Lalu yang mana yang dianggap sebagai pejuang, tentunya mereka yang membawa beras, ikan, dan kayu bakar tadi kan?

Sebagai pelaku sejarah, Anda sendiri bagaimana?

Untuk saya, masuk atau tidak masuk itu nomor dua. Orang banyak menyaksikan kalau saya termasuk berjuang untuk pembentukan propinsi. Anda juga bisa konfirmasi dengan Johan Murod kalau saya termasuk pelaku. Yang penting adalah kita harus meluruskan sejarah agar menjadi kenangan anak dan cucu. Agar mereka nanti mengetahui oh tahun segini Bangka Belitung ini terbentuk. Oh ini para pejuangnya. Kan begitu.

Dengan usulan yang Anda ajukan, bagimana tanggapan Gubernur?

Pak Gubernur menyarankan agar kita membuat sebuah forum atau perhimpunan, misalnya Perhimpunan Pejuang Pembentukan Propinsi (P4) Babel. Jadi kalau nanti seandainya Pemerintah Propinsi berkeinginan mengundang para pelaku sejarah, maka sudah ada data yang tersedia.

— — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — —

BIODATA

Nama : Secarpiandy, SH Nama panggilan kecil : Apot / Pian

Nama panggilan akrab : Bang Secar

Tempat/Tanggal lahir : Sungailiat / 30 Oktober 1966

Istri : Erlisah Ajiahningsih

Anak:

  1. Andisyah Putri Sekar
  2. Riyandika Putra Sekar

Riwayat Organisasi/Kegiatan :

  • Tahun 1985 ikut Pendidikan Dasar Kemiliteran Resimen Mahasiswa (DIKDASAR MIL Menwa) di Rindam Jaya Jakarta;
  • Tahun 1985 sampai sekarang aktif di MKMB Jaya (Musyawarah Kekeluargaan Masyarakat Bangka Jaya);
  • Tahun 1986 ikut Pendidikan Dasar Terjun payung (DIKSARPARA) di Brimob Kelapa Dua Jakarta;
  • Tahun 1988 ikut Tembak Mahir di Brimob Bandung Jawa Barat;
  • Tahun 1988 ikut Latihan Tempur bersama ABRI di Pusdiklatpur Baturaja Sumatera Selatan;
  • Tahun 2002 s/d sekarang menjadi pengurus salah satu Ketua Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) Jakarta Timur.
  • Anggota Partai PDI perjuangan DPC Jakarta Selatan.

Pengalaman/Kegiatan Yang pernah dilakukan :

  • Tahun 1985 s/d sekarang selaku Ketua Panitia beberapa kegiatan sosial di Jakarta, yang berkaitan dengan masyarakat Bangka di perantauan (seperti acara halal bihalal dan temu kangen masyarakat Bangka di perantauan);
  • Tahun 1998, sebagai Team Sukses melalui MKMB Jaya menghantar putra daerah Ir Eko Maulana Ali, MSc. (Gubenur Babel sekarang) menjadi Bupati Bangka dimana yang sebelumnya Kepala Daerah Kabupaten Bangka dipimpin oleh orang yang bukan putra daerah;
  • Tahun 1998, ikut serta memperjuangkan pembentukan Bangka-Belitung menjadi Propinsi Baru mulai dari perjuangan oleh Komite Perjuangan Propinsi Bangka Belitung sampai ke Presidium Pembentukan Propinsi Bangka Belitung;
  • Tahun 2002, mengikuti Seminar yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Advokat Indonesia dengan thema “TELAAH KRITIS RUU ADVOKAT MENCARI FORMAT ADVOKAT INDONESIA MASA DEPAN”;
  • Tahun 2003 s/d sekarang, menjadi Konsultan/Pengacara tetap beberapa artis Ibukota ternama. (Ayu Azhari, Nini Kanina, Adri manon, Rani, Alicia Johar, D. Ratu, Edies Adelia, Rahma Azhari, Sarah Azhari, Sandy Harun dll);
  • Tahun 2004 menjadi Ketua Panitia Malam Syukuran Putri Indonesia asal Bangka Belitung tahun 2004 di Hotel Redtop Jakarta;
  • Tahun 2004 ikut bergabung menjadi Team Advokasi PDI perjuangan dalam pemilu tahun 2004 di beberapa daerah antara lain: Propinsi Bangka Belitung, Propinsi Sumatera Selatan, Propinsi Jambi, Propinsi NAD, Propinsi Sumatera Barat;
  • Tahun 2007, Prestasi gemilang, memenangkan perkara gugatan Pilkada Bangka-Belitung di tingkat Mahkamah Agung Republik Indonesia yang dilakukan oleh pasangan Calon Gubenur dan Wakil Gubenur 2007-2012 (AHOK/EKO) atas Gubenur terpilih (Ir. H. Eko Maulana Ali, MSc/ H. Syamsudin Basari) yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung;

Sumber : Harian Pagi Bangka Pos edisi Minggu, 30 November 2008 (www.bangkapos.com)

Written by didit

30 November, 2008 at 3:56 pm

Ditulis dalam babel, secarpiandy

Tagged with