It’s All About News

leave a comment »

BUKA PUASA BERSAMA TAK KESAMPAIAN
* Berencana Lebaran Indonesia
* Pernah Memimpin Skuadron TNI AU

JAKARTA —
Letkol (Purn) Arief Mulyadi, kapten pilot yang menerbangkan pesawat nahas One-Two- Go di Phuket, Thailand termasuk salah satu personel terbaik yang dimiliki TNI AU. Sebelum menjadi pilot di maskapai penerbangan sipil, Arief sempat memimpin skuardon 17 VIP Halim Perdanakusuma. Sederet prestasi pun ditorehnya selama menjadi anggota TNI AU.

Sedianya, lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1974 itu akan pulang ke tanah air bersama istrinya, Lies Farikha, pada 28 September mendatang. Ia merencanakan acara buka puasa bersama serta berlebaran di Indonesia. Namun, rencana tinggal lah rencana, Arief keburu dijemput yang Maha Kuasa ketika hendak mendaratkan pesawat yang dipilotinya di bandara Phuket, Thailand, Minggu (16/9) lalu.

“Dari percakapan kita terakhir, yaitu pada Sabtu (15/9) kemarin, bapak sempat mengatakan berencana pulang ke Indonesia tanggal 28 September nanti. Dia nanya cucunya. Dia memang perhatian sama cucunya,” ungkap Agung Bayu Hanggono, anak sulung Arief Mulyadi, saat ditemui di kediamannya di Komplek Dwikora Jalan Manggala G-10, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (17/9).

Seperti diberitakan sebelumnya, Arief Mulyadi dinyatakan tewas dalam kecelakaan pesawat yang terjadi di bandara Phuket, Thailand, Minggu (15/9). Arief yang menjadi pilot pesawat jenis MD-82 itu meninggal dunia setelah berusaha mendaratkan pesawat ketika bandara diselimuti cuaca buruk.

Dari total 130 penumpang pesawat dengan nomor penerbangan OG 269 tersebut, korban tewas mencapai 88 orang. 55 korban tewas adalah warga negara asing. Sedangkan 42 orang dilaporkan selamat meski sebagian besar masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Munir Umar, besan Arief Mulyadi, mengatakan insiden kecelakaan pesawat tersebut sangat mengejutkan keluarga yang ada di Indonesia. Kabar buruk diterima ketiga anak Arief, yaitu Agung Bayu Hanggono, Windi Hapsari Catu Pratiwi dan Dimas Bayu Prakoso, yang waktu itu sedang berbuka puasa bersama di kediaman si sulung di Perumahan Angkasa Puri, Jati Asih, Bekasi.

“Beritanya didapat dari istri almarhum yang kebetulan memang berada bersamanya di Thailand. Arief itu adalah salah satu prajurit terbaik yang dimiliki TNI AU. Selain satu sekolah penerbangan bersama KSAU yang sekarang, terakhir seingat saya dia menjabat sebagai komandan skuardon 17 VIP. Tidak sembarangan orang bisa menjadi komandan skuardon,” kata Munir kepada Persda, Senin (17/9).

Munir menambahkan sejak menjadi pilot di maskapai penerbangan asing, Arief lebih banyak menghabiskan waktunya di luar negeri. Begitu juga halnya dengan Lies Farikha, istri Arief, yang terkadang dengan setia mendampingi suaminya. Dikatakan Munir, biasanya dalam jangka waktu empat bulan, Arief akan kembali ke Indonesia untuk menjenguk dan bermain bersama cucu-cucunya.

“Arief meninggalkan tiga orang anak dan dua cucu. Jadi kalau dalam empat bulan sekali dia pulang, dia bermain bersama cucu-cucunya,” ujar lulusan AAU tahun 1969 itu.

Dapat Firasat

Lebih lanjut, Agung mengaku tidak pernah menyangka kalau ia akan kehilangan sosok seorang bapak sekaligus teman serta sahabat pada Minggu (15/9) kemarin. Mengingat perkataan bapaknya yang memuji pemandangan Phuket namun berbanding terbalik dengan kondisi cuacanya yang sangat buruk, Agung tak habis pikir kenapa bapaknya memaksa mendaratkan pesawat di cuaca yang buruk.

“Bapak menolak terbang kalau pesawatnya jelek. Katanya tidak tidak mau ambil resiko. Tetapi entah kenapa, kemarin cuaca buruk kok tetap maksa mendarat,” ujar Agung lirih.

Meski dekimian, Agung seperti mendapat pertanda kalau panutannya akan pergi untuk selama-lamanya. Kata Agung, sebelum peristiwa naas itu terjadi, ia merasa selalu memperhatikan sebuah benda yang menjadi pemberian Arief kepadanya. Padahal, benda itu sebelumnya tidak pernah mendapat perhatian sama sekali.

“Kalau pencet HP juga yang keluar nomor bapak terus. Pengen nelpon tapi saya tahan terus, pikirnya nanti saja abis buka puasa. Enggak tahunya, setelah magrib kejadian,” katanya.

Agung bersama dengan adik-adiknya telah merelakan sang bapak pergi menghadap yang Maha Kuasa. Selepas kepergian Arief, Agung menyebutkan ibu mereka akan tinggal bersama di Indonesia. Usai tiba di tanah air bersamaan dengan jenazah Arief, Lies dikabarkan akan tinggal bersama putrinya, Windi, di komplek Dwikora.

“Jenazah dijadwalkan tiba hari Selasa pagi sekitar pukul 05.00 WIB di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng dari Bangkok. Rencananya akan disemayamkan sebentar (di rumah duka) agar saudara, teman, maupun kerabat bisa melihat dahulu, kemudian hari itu juga akan dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur,” pungkas Agung. (h10/why)

Written by didit

17 September, 2007 pada 12:13 pm

Ditulis dalam 2008

Tinggalkan komentar